Masyarakat
Masyarakat
dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah kseluruhan
hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan
dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa,
golongan dan sebagainya.
Pengertian
Masyarakat desa dan kota menurut para ahli
-
Masyarakat
desa
·
Bambang
Utoyo
Desa merupakan tempat
sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan
menghasilkan bahan makanan
·
R.
Bintarto
Desa adalah
perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial,
ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain
·
Sutarjo
Kartohadikusumo
Desa merupakan
kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat
·
William
Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan
organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
·
S.D.
Misra
Desa adalah suatu
kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas
tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.
·
Paul
H Landis
Desa adalah suatu
wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri
sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling
kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukuaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
-
Masyarakat
kota
·
Wirth
Kota adalah suatu
pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen
kedudukan sosialnya.
·
Max
Weber
Kota menurutnya,
apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya
dipasar lokal.
·
Dwigth
Sanderson
Kota ialah tempat yang
berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat secara umum
dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan.
Perbedaan
masyarakat desa dan kota
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat
perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada
umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit
juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak
lepas dari kegiatan usaha.
3. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa
kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk
kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi
dari kota itu sendiri.
4. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas
atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan,
adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan
dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri
dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota
lebih heterogen.
Mengapa masyarakat pedesaan yang
bekerja sebagai petani banyak yang tidak ingin bekerja sebagai petani?
Perubahan musim yang menyebabkan
terjadinya gagal panen membuat petani merasa semua hal dia lakukan hanya
menambah kerugian dan tidak menghasilkan apa-apa. Biaya bibit dan pupuk yang
semakin mahal ditambah gagal panen yang terus terjadi menyebabkan petani merasa
bertani bukanlah jalan yang tepat untuk mencari nafkah. Petani merasa harus
melakukan hal lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Petani merasa modal
yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan, karena tak
jarang petani tidak mendapatkan keuntungan apapun tapi hanya menambah kerugian
dengan terus mengeluarkan biaya untuk membeli bibit dan pupuk tetapi perubahan
musim menyebabkan gagal panen terus terjadi. Karena itu banyak para petani
memutuskan untuk berhenti bertani dan menjual lahan bertani untuk dipakai
menjadi modal untuk usaha karena pendapatan yang lebih meyakinkan dibandingkan
terus bertani.
Sumber :