Senin, 25 Mei 2015

Manusia dan Keadilan Distributif


Manusia dan Keadilan Distributif


Manusia dan keadilan saling terkait seperti hubungan manusia dengan keindahan dan penderitaan. Dalam kehidupan manusia membutuhkan keadilan untuk bertahan hidup. Karena, jika tidak ada keadilan maka kehidupan akan berjalan tidak sesuai dengan yang seharusnya. Banyak orang yang akan melakukan hal curang untuk mendapatkan hal yang ia inginkan dan banyak orang yang akan dirugikan oleh ketidakadilan tersebut.

Definisi dari kata ‘adil’ mempunyai banyak versi karena banyak tokoh yang telah mendefinisikan arti dari kata ‘adil’. Teori keadilan yang cukup dikenal dan sering dibahas adalah teori keadilan distributif oleh Aristoteles. Aristoteles mengungkapkan toerinya mengenai keadilan yang cukup dikenal banyak orang yaitu keadilan distributif yang berbunyi “Perlakuan kepada seseorang yang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukan”. Maksud dari bunyi ini adalah segala sesuatu yang diterima oleh manusia harus sesuai dengan jasa yang telah ia kerjakan.

Contohnya, seorang pria yang telah bekerja selama 10 tahun dan mempunyai pengalaman yang tinggi di bidang pekerjaannya lebih di layak diangkat jabatannya sebagai kepala tim dibandingkan seorang pria yang baru bekerja selama 2 tahun di bidang pekerjaannya dan belum mempunyai pengalaman yang tinggi tapi merupakan anak dari sang pemilik usaha. Mengapa? Karena seharusnya seorang yang baru bekerja selama 2 tahun dan belum mempunyai pengalaman yang tinggi harus belajar lebih dalam lagi mengenai bidang pekerjaannya meskipun dia adalah anak seorang pimpinan tersebut. Karena jika jabatan orang tersebut di angkat ia akan menjadi kepala tim dan memimpin sebuah tim. Sebagai seorang pimpinan tim, kita tidak hanya harus menguasai bidang pekerjaan tim tersebut. Tetapi kita juga membutuhkan pengalaman  yang akan membuat anggota tim dapat mempercayainya sebagai kepala tim, karena pengalaman adalah bukti dari hasil pekerjaannya. Ia mungkin tidak akan dihormati oleh anggota timnya bila ia hanya bekerja selama 2 tahun dan langsung lompat ke posisi kepala tim dan ia tidak mempunyai pengalaman yang bagus dan anggota timnya pun mungkin hanya akan memandangnya sebagai ‘anak pimpinan’ bukan sebagai kepala tim. Sehingga, seorang pria yang telah bekerja selama 10 tahun dan mempunyai pengalaman yang tinggi lebih layak diangkat jabatannya karena hal yang ia dapatkan sesuai dengan hal yang telah dikerjakan selama bekerja disana.

Senin, 11 Mei 2015

Manusia dan Penderitaan


Manusia & Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita, derita berasal dari bahasa sanskerta yang berarti menahan atau menanggung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan merupakan resiko dalam kehidupan yang telah digariskan oleh Yang Mahakuasa, oleh karena itu, selama manusia hidup manusia tidak akan terlepas dari penderitaan. Manusia terdiri dari 2 aspek, jasmani (tubuh) dan rohani (jiwa). Bila manusia dinyatakan hidup kedua aspek ini harus saling melengkapi dan tidak boleh terpisah.

Manusia tidak dapat dipisahkan oleh penderitaan karena penderitaan telah digariskan oleh Yang Mahakuasa dan dijadikan sebagai ujian bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Karena itu, selama manusia hidup mereka akan merasakan penderitaan dalam hidupnya. Kedua aspek dalam manusia yang hidup saling terikat satu sama lain. Karena itu, bila manusia mengalami penderitaan kedua aspek dalam manusia akan mengalami penderitaan juga. Penderitaan yang dialami kedua aspek dalam manusia mungkin tidak sama besarnya. Terkadang rohani merasakan penderitaan yang lebih besar dan terkadang jasmani merasakan penderitaan yang lebih besar.

Contohnya, bila seseorang anak remaja kecelakaan saat mengendarai motor dan menderita patah tangan dan dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari dan membuat orang tuanya menangis sedih melihatnya. Ia akan menderita secara jasmani dan rohani. Secara jasmani ia menderita karena tangannya patah, secara rohani ia menderita karena telah membuat orang tuanya sedih. Tapi ia lebih menderita secara jasmani karena tubuhnya terluka dan dia tidak dapat menggunakan tangannya selama beberapa saat.

Lalu bila seseorang mengalami putus cinta dan tidak makan selama beberapa hari karena terlalu terlarut dalam kesedihannya sehingga ia pingsan dan dirawat di rumah sakit. Ia mengalami penderitaan secara jasmani dan rohani. Secara jasmani ia menderita karena tubuhnya terlalu lemas karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhnya membuat dia sakit dan dirawat di rumah sakit. Secara rohani ia menderita karena putus cintadengan orang yang sangat ia sayang.

Senin, 04 Mei 2015

Manusia dan Keindahan


Manusia dan Keindahan

Manusia dan kebudayaan tidak dapat terpisahkan karena manusia lah yang membuat kebudayaan. Kebudayaan sendiri mempunyai unsur keindahan yang tidak dapat dilepaskan. karna di dalam kebudayaan terdapat keindahan budaya tersebut. Keindahan dalam kebudayaan disini terwujud dalam kesenian. Manusia membuat kesenian untuk memuaskan kebutuhan psikisnya. Karena manusia cenderung ingin memenuhi kebutuhan psikisnya setelah memenuhi kebutuhan fisiknya. Contohnya : Saat Ayah pulang kerja untuk memenuhi kebutuhan fisik agar mendapat uang untuk kehidupan. Ia ingin beristirahat untuk memenuhi kebutuhan psikisnya dengan melihat atau mendengar sesuatu yang indah.

Kesenian dapat dinikmati oleh manusia dengan 2 indera yaitu, mata dan telinga atau keduanya secara bersamaan. Kesenian yang dapat dinikmati dengan 2 indera ini adalah, seni rupa, seni suara, dan seni pertunjukan.
-         Seni rupa merupakan kesenian yang dinikmati dengan indera mata seperti melihat lukisan yang indah.
-         Seni suara merupakan kesenian yang dinikmati dengan indera telinga seperti mendengar alunan music yang indah.
-         Seni pertunjukan merupakan kesenian yang dinikmati dengan kedua indera mata dan telinga secara bersamaan seperti menonton drama musikal.